Denpasar (Nuswantara) – Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi Bali, bertempat di Ruang Tirta Empul Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Denpasar, pada Senin (18/12).
Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Mahendra Jaya mengingatkan menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2024, TPID Provinsi Bali harus bekerja bersama dengan stakeholder (ngrombo) menjaga pasokan ketersediaan pangan hingga menjaga kenaikan harga agar tidak melebihi target.
“Kita harus mempertahankan target inflasi di Bali tetap berada pada kisaran 3±1%, untuk itu kita perlu memantapkan strategi pengendalian inflasi yang selama ini dilakukan, seperti memastikan ketersediaan pasokan barang-barang konsumsi seperti cabai rawit, cabai merah, beras, bawang merah, bawang putih, gula pasir, minyak kelapa, buah-buahan, dan lain-lain,” jelasnya pada acara yang turut juga dihadiri oleh Kapolda Bali Irjen Pol. Ida Bagus Kd Putra Narendra, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja, bupati/walikota Seluruh Bali, anggota TPID hingga stakeholder terkait lainnya.
Menurutnya, penduduk Bali sesuai data BPS adalah sekitar 4,3 juta jiwa, namun karena Bali adalah destinasi wisata, maka kebutuhan pasokan harian bisa lebih dari 6 juta jiwa. “Jadi kita harus benar-benar bisa menjaga pasokan tersebut,” imbuhnya.
Adapun kita-kiat yang ia sampaikan pada kesempatan pagi itu untuk menjaga pasokan dan inflasi seperti memastikan ketersediaan pasokan, memastikan kelancaran distribusi, memastikan keterjangkauan harga, hingga melakukan komunikasi efektif sehingga masyarakat atau konsumen mendapat informasi yang valid terkait perkembangan harga komoditi.
Ia juga berpesan agar beberapa capaian TP2DD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali yang sudah baik agar terus dapat dipertahankan dan dikembangkan melalui berbagai inovasi untuk meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan, pada November 2023, inflasi bulanan nasional tercatat sebesar 0,38% (mtm), sedangkan inflasi bulanan Bali sebesar 0,41% dan menempati posisi ke-13 nasional. Adapun inflasi tahunan Bali sebesar 2,77% (yoy) lebih rendah dibandingkan nasional 2,86%, serta berada pada peringkat ke-28. Beberapa komoditi, menurutnya, yang patut diwaspadai berpotensi kenaikan inflasi adalah beras, hortikultura (cabai merah, cabai rawit, bawang merah), gula pasir, canang sari, angkutan udara dan bensin.
Senada dengan Pj. Gubernur Mahendra Jaya, ia pun menekankan perlunya 4 K pengendalian inflasi yaitu keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan serta komunikasi efektif. (dea)