Denpasar (Nuswantara) – Selain memberikan penjelasan rinci terkait vaksinasi antirabies (VAR), Kadiskes Bali I Nyoman Gede Anom juga menegaskan sikapnya terkait pro kontra penanganan demam berdarah (DB) dengan pelepasan nyamuk wobachia. “Karena masih pro kontra (ada yang setuju dan ada yang tidak setuju), kami putuskan untuk menunda dulu,” tegasnya saat jumpa media Jumat (24/11/2023).
Dia menegaskan, pihaknya tidak menolak penerapan tersebut, tetapi menunda. Hal ini karena masih ada pro kontra di kalangan masyarakat. “Ada yang setuju dan ada pula yang tidak setuju,” tegasnya.
Untuk itu, Kadiskes I Nyoman Gede Anom meminta penyelenggaraan sosialisasi yang masif ke semua kabupaten dan kota di Bali. Selanjutnya, pihaknya berharap adanya kajian dari kalangan ahli dengan satu hasil, apakah kebijakan penanganan DB dengan pelepasan nyamuk wobachia baik atau tidak. “Ini sangat kami harapkan sehingga jelas dan masyarakat pun bisa memahami,” tegasnya.
Selanjutnya, dia meminta Kemenkes untuk mengeluarkan SK secara resmi ke Bali terkait boleh tidaknya pelepasan nyamuk wobachia tersebut. “Perlakuan terhadap Bali harus sama. Kemenkes mengeluarkan SK resmi untuk kebijakan ini di beberapa kabupaten seperti Kupang dan Bontang,” katanya.
Karena masih mengalami kontroversi, dia menegaskan, untuk uji coba pencegahan DB dengan pelepasan nyamuk wobachia tidak dilakukan di Bali. “Saat ini Bali masih dalam masa pemulihan pascacovid. Jangan sampai kondisi kepariwisataan Bali yang baru mendekati pulih kembali bermasalah akibat pro kontra nyamuk wobachia tersebut,” tegasnya. (dea)