Denpasar (Nuswantara) – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster menutup secara resmi Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 2 Tahun 2023, di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Minggu (9/4/2023).
Mengawali sambutannya, Ny Putri Koster menyampaikan bahwasannya Dekranasda Bali dengan dukungan penuh dari Gubernur Bali akan terus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap situasi dan kondisi dari kerajinan di Bali. Meskipun kondisi saat ini belum sesuai dengan harapan dan tujuan, namun pihaknya akan menata kembali kondisi kerajinan di Bali.
“Kita akan tata, setidaknya kita sudah tahu ada hal-hal yang tergerus yang harus kita benahi bersama terkait kondisi produk kerajinan kita. Pemerintah dalam hal ini bertanggung jawab dalam menyediakan sistem dan pola yang baik sehingga ke depannya apa yang mesti dilestarikan akan tetap lestari dan apa yang mesti dikembangkan agar berkembang sesuai dengan tuntutan zaman,” ucapnya.
Wanita yang akrab di panggil Bunda Putri ini juga menyampaikan bahwasannya tanpa disadari bersama mungkin sejak era 80-an, masyarakat Bali sudah mulai meninggalkan rutinitas menjadi perajin seutuhnya. Mulai dari membuat desain motif hingga menenunnya banyak dilakukan di luar Bali. Jika pola seperti ini masih terus dilakukan, maka 50 tahun mendatang Bali tidak akan lagi memiliki kain endek. Kondisi serupa juga terjadi pada songket, di mana sekarang banyak pelaku UMKM yang hanya ingin mengejar keuntungan yang pragmatis, mengabaikan kewajiban pelestarian yang musti dilakukan.
Songket Bali yang sudah memiliki hak kekayaan intelektual komunal, tanpa mengindahkan regulasi, motifnya diambil dan pengerjaannya pun dipindahkan ke teknik bordir, sehingga sekarang banyak kain mirip songket yang diproduksi dengan teknologi mesin, dan hal ini berdampak pada jatuhnya pasaran songket asli Bali, katanya, menandaskan.
Bunda Putri menambahkan, situasi dan kondisi kerajinan Bali khususnya tenun dan songket saat ini harus disikapi bersama. Ketika ada kemajuan teknologi, maka seniman dan desainernya juga harus dikembangkan. Ketika ada bordir mesin maka ciptakan juga motif desain yang bercirikan kain bordir mesin dan bukan menggunakan motif desain songket pada kain bordir. Jangan sampai adanya penemuan baru malah membunuh apa yang mesti dilestarikan.
“Untuk itu saya mengajak masyarakat untuk kembali menggunakan kain tenun maupun songket yang asli di tenun oleh para perajin kita. Saya tidak akan pernah lelah mengajak kita semua melakukan tanggung jawab mulai sekarang dengan memakai tenun tenun asli karya para perajin Bali,” ucapnya, menekankan.
Pendamping orang nomor satu di Bali ini juga menyampaikan bahwa baru-baru ini tepatnya tanggal 1-3 April 2023, Gubernur Bali dan Dekranasda Bali memenuhi undangan dari Duta Besar Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Jepang yang mengundang Bali untuk bersama-sama merayakan persahabatan Indonesia-Jepang ke-65.
“Pada saat itu kita hadir sebagai duta budaya dengan membawa karya busana adat dan desain modern dari 3 desainer Bali. Di depan para diplomat serta duta besar negara sahabat, kita tampilkan busana adat pengantin Bali yaitu Payas Agung Denpasar, Payas Ningrat Buleleng serta Payas Gede Karangasem serta busana modern berbahan kain tenun Endek. Kehadiran kita di Negeri Matahari Terbit bertepatan dengan musim bunga Sakura, hal ini juga menginspirasi para desainer kita membuat desain bermotif bunga sakura baik dengan dilukis ataupun ditenun. Dengan kegiatan duta budaya ini kita berharap persahabatan yang sudah terjalin selama 65 tahun ini akan semakin erat dan menguntungkan kedua belah pihak,” katanya.
Di akhir sambutannya, Ny Putri Koster berharap dengan diselenggarakan pameran IKM Bali Bangkit di Art Centre ini, dapat mengedukasi para perajin maupun para konsumen dengan menjual produk kerajinan asli Bali yang berkualitas dengan harga pantas. Produk-produk yang dipamerkan juga agar terus diganti dengan produk ataupun desain desain terbaru hasil karya para perajin.
Penutupan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 2 Tahun 2023 pada siang hari itu juga diisi dengan penampilan peragaan busana berbahan kain tenun endek dari para ASN di lingkungan Biro Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Bali, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali, serta Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali. (dea)