Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) Antam melonjak pada perdagangan hari ini (20/5/2022), baik harga beli maupun harga jual sejalan dengan emas dunia yang menguat.
Melansir data dari situs logammulia.com, harga emas batangan produk 1 gram di Rp 985.000/gram, naik Rp 122.000/gram atau 1,2% dari posisi sebelumnya.
Sementara harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) naik Rp 13.000/gram atau 1,3% dibanding perdagangan kemarin. Pada perdagangan hari ini harga emas buyback tercatat Rp 870.000/gram.
“Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku,” jelas keterangan di situs Antam.
Turunnya mata uang Amerika Serikat dan imbal hasil obligasi membuat emas kembali berkilau. Pada perdagangan Kamis, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.841,72 per troy ons. Menguat 1,44%.
Dollar Index yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, melemah 0,91% ke level 102,869 pada perdagangan kemarin. Ini jadi katalis positif bagi emas yang dibanderol dengan dolar AS karena membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Di sisi lain, yield surat utang pemerintah AS terus turun dari level tertingginya di 3,2%. Kemarin tercatat 2,8370%.
Meskipun jumlah orang Amerika yang menganggur berada pada level terendah sejak 1969 pada awal Mei, klaim pengangguran mingguan secara tak terduga naik minggu lalu. Klaim tunjangan pengangguran baru tercatat sebanyak 218.000 dalam sepekan terakhir, naik dari 197.000 dari minggu sebelumnya.
“Emas menarik aliran safe-haven karena fokus telah bergeser ke kelemahan di AS dengan klaim pengangguran meningkat dan semua pembicaraan negatif tentang inflasi. Ada sejumlah besar pesimisme berkaitan dengan saham global,” tambah Moya.
Lebih lanjut membantu daya tarik logam safe-haven, pasar ekuitas global tergelincir lebih jauh karena tanda-tanda baru perlambatan pertumbuhan menyebabkan investor menjual saham dan pindah ke aset safe-haven.
Emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi. Namun, logam harus berjuang dengan dolar sebagai tempat berlindung yang aman akhir-akhir ini mengingat sikap kebijakan agresif Federal Reserve AS untuk melawan lonjakan harga. Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung tidak disukai ketika suku bunga naik.
“Penurunan harga emas baru-baru ini telah membantu daya tariknya di kalangan investor karena mereka terus mencari keamanan dari aset berisiko dan melakukan lindung nilai terhadap inflasi,” kata Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index.